Terima kasih telah berkunjung...semoga yang tertulis melekat di hati...mari kita berbagi...

Rabu, 25 Mei 2011

Jum'at

Penghulu segala hari
Sangat istimewa
Paling utama
Terciptanya manusia
Terjadinya kiamat
Waktu kunjungan ke surga
Pintu rahmat terbuka
Terjadi penaburan karunia
Doa doa dikabulkan
Bacalah surat Al-Kahfi
Banyak baca shalawat nabi
Itulah hari terbaik
Hari Jum’at
Hari itu Hari Jum’at

Ketakutan

Saat dirumah kok takut ama istri
Pada waktu mau kerja dijalan takut dengan polisi
Naik bis kota takut kecopetan
Sudah sampai  di kerjaan jadi takut ama atasan
Pada saat mati listrik malah takut gelap
Sudah gelap malah takut ama setan
Sesudah itu posisi di atas malah takut kebawah
Sampai di bawah jadi takut keatas
Serba salah Serba takut……….
Banyak takut bener an……..
Takut di mana mana
Kenapa……………..?

Mari kita takut hanya pada Allah
Yang menciptakan rasa takut itu
Yang menciptakan semuanya
Hanya Allah-lah kekuatan itu ada

Mari kita takut hanya pada Allah
Laksanakan perintahNya
Patuhi laranganNya
Hati tentram dibuatNya

Nasehat Empat Nabi Yang Masih Hidup

Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang
Tiada daya dan upaya melainkan dari hadirat Allah Yang Maha Tinggi lagi maha Besar, Maha suci Engkau, wahai Tuhan! Tiada ilmu bagiku melainkan apa yang Engkau ajarkan kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, yang telah menjadikan dakwah kepada kebenaran, petunjuk kepada kebaikan dan nasehat kepada kaum muslimin, sebagai alam bakti yang mulia, derajat yang paling tinggi dan urusan agama yang paling penting.
Yakni, jalan para nabi Allah yang di utus, jalan para auliya-nya yang saleh dan jalan ulama yang patuh. Dengan tidak mengurangi rasa bersyukur kepada nabi-nabi yang lain maka saya uraikan nasehat dan kata bijak untuk mendalami rasa kepercayaan dan lebih dalam lagi.
Pembahasan ini adalah tentang keutamaan nabi yang masih hidup sampai saat ini, diantarannya adalah :
1.    Nabi Idris ( di langit )
2.    Nabi isa ( di langit )
3.    Nabi Khidir ( di bumi )
4.    Nabi Ilyas ( di bumi )

Berikut ini adalah beberapa nasehat dan untaian kata mutiara dari ke empat nabi.

Nasehat  Nabi Idris as :
1.    Kesabaran yang disertai iman kepada Allah akan membawa kemenangan
2.    Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal –amal sholehnya
3.    Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, iklaskanlah niatmu, demikian juga untuk shalat dan puasamu
4.    Jangan bersumpah palsu dan janganlah menutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa
5.    Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu, serta penuhilah mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah
6.    Jangan irihati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya
7.    Barang siapa melampui kesederhanaan tidak sesuatupun akan memuaskannya
8.    Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperoleh itu


Nasehat nabi  Isa as :

Dalam suatu bukunya Imam Ghazali, mengupas tersendiri tentang nasehat dari Nabi Isa AS untuk kita semua...
1.    "Wahai anak adam yang lemah, bertakwalah dimana pun kalian berada, sebab kalian di dunia ini hanya sebagai tamu, karena hanya sebagai tamu maka kalian akan kembali ke rumah asal kalian..
2.    Jadikan Masjid kalian sebagai rumah..
3.    Banyak beri pelajaran kepada mata kalian untuk menangis, karena banyaknya dosa2 kalian..
4.    Ajarkanlah kepada tubuh kalian untuk sabar..
5.    Ajari hati kalian untuk tafakur..
6.    Jangan terlalu berpikir dan repot tentang rejeki esok hari, karena itu kesalahan, dan menandakan kalian masih bergantung kepada kekayaan daripada Allah SWT..
7.    Sebagaimana tak mungkin jadikan buih lautan sebagai rumah maka jangan jadikan dunia sebagai suatu yang abadi..
8.    Orang yang haus terhadap harta dia seperti minum air lautan, tidak akan pernah merasa segar malah terus minum terasa kering kerongkongan..."

Pesan Nabi Khidir as :

Pesan yang Pertama
Ketika Nabi Khidir hendak berpisah dengan Nabi Musa, dia (Musa) berkata, “Berilah aku wasiat”.
Jawab Nabi Khidir : 
1.    Wahai Musa, jadilah kamu orang yang berguna bagi orang lain 
2.    Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan diantara mereka sehingga kamu dibenci mereka. 
3.    Jadilah kamu orang yang senantiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka.
4.    Janganlah kamu keras kepala atau bekerja tanpa tujuan.
5.    Apabila kamu mencela seseorang hanya karena kekeliruannya saja, kemudian tangisi dosa-dosamu, wahai Ibnu Imron!
(Al Bidayah Wan Nihayah juz I hal. 329 dan Ihya’ Ulumuddin juz IV hal. 56).
Pesan ke Dua.
Diriwayatkan bahwa setelah Khidir mau meninggalkan Nabi Musa, dia (Khidir) berpesan kepadanya :
1.    Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti apa yang belum kamu fahami, tetapi janganlah sampai kamu jadikan ilmu-ilmu hanya sebagai bahan omongan. (Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Asakir).
2.    Berseberangan faham yang sudah diyakini tidaklah perlu diusik satu sama lain karena masing-masing sudah kokoh dalam keyakinannya hanya saja ajakan orang-orang yang masih ngambang atau yang belum iman.
Pesan ke tiga.
1.    Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasehat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkan.
2.    Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasehati kaummu. Berilah nasehat singkat, padat, berisi dan yang penting tidak membosankan.
3.    Dan ketahuilah bahwa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang harus kamu rawat dan pelihara dari hal-hal yang bisa memecahkannya.
4.    Kurangilah usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh dibelakangmu, karena dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya.
5.    Kamu diciptakan adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti.
6.    Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang dilakukan kaummu.
7.    Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan (ilmu) mu, karena tempat yang kosong akan terisi oleh ilmu yang lain
8.    Janganlah kamu banyak mengomongkan ilmumu itu, karena akan dipisahkan oleh kaum ulama’.
9.    Maka bersikaplah sederhana saja, sebab sederhana itu akan menghalangi aibmu dan akan membukakan taufiq hidayah Allah untukmu.
10.Berantaslah kejahilanmu dengan cara membuang sikap masa bodohmu (ketidak pedulian) yang selama ini menyelimutimu.
11.Menahan dan menyingkirkan sifat-sifat yang kurang baik bukan main susahnya kalau tidak dilandasi dengan dzikir kalbu, sebab dzikir kalbu dapat mengikis sifat-sifat yang kurang baik yang sekian lama membelenggu diri. Dengan dzikrullah yang dikerjakan di kalbu, disamping menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, sifat-sifat yang baik pun menguasai diri dan menambah ketenangan dan ketentraman hati.. Itulah sifat orang-orang arif dan bijaksana, menjadi rahmat bagi semua. Orang-orang arif identik dengan orang-orang Sufi, orang-orang Sufi kebanyakan adalah para wali Allah yang menjadi rahmat bagi semua orang.
12.Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Meredam kemarahan orang yang memarahi di awali melatih penahanan hawa nafsu dan meredam keinginan hawa nafsu yang ingin bergolak. Setelah mampu meredam hawa nafsu, meredam amarah orang lain dengan kelembutan sifat dan keteguhan hati.
13.Hai putra Imron, kamu sadari bahwa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit. Ilmu yang dipunyai manusia itu hanya sedikit, itupun Allah lah yang memberinya sedangkan ilmu yang Allah miliki tak terhingga.
14.Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa diri sendiri. Menutupi kekurangan diri sendiri juga sama dengan menutup diri yang tidak mau menerima dari luar diri. Akhirnya kebodohan yang didapatkan sebaiknya sifat terbuka atau keterbukaan dari segala hal akan terbukalah hal-hal yang tersembunyi. Termasuk dapat terbukanya ilmu Allah maka jangan tutupi dirimu, terbukalah.
15.Janganlah kamu buka ilmu ini jika kamu tidak bisa menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika tidak tahu bagaimana membukanya, hai putra Imron. Membuka ilmu adalah tugas seorang guru, mursyid, atau pembimbing. Jadi beliau sudah mampu membuka dan menutup ilmu. Kenapa ilmu yang sudah dijalani oleh seorang murid ditutup?, disebabkan si murid ada kesalahan besar yang sudah tidak dapat diajak memperbaiki untuk meluruskan pelajaran ilmunya. Makanya harus ditutup, supaya dibelakang hari tidak ada permasalahan yang lebih besar lagi. Kalau tidak tahu cara menutup ilmu, jangan sekali-kali membukanya walau tahu cara membuka ilmu tersebut, sebab kalau nanti ada konflik dikemudian hari tidak akan merepotkan. Bisa saja ilmu yang baik ini diselewengkan.
16.Barang siapa yang menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu. Sebagaimana kisah kerakusannya si Korun, dia seorang yang tamak terhadap harta tidak dipergunakan untuk perjuangan agama Allah, sehingga dia tertimbun hartanya.
17.Namun, semua hamba yang selalu mensyukuri karunia Allah serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan Nya, dialah hamba yang zuhud dan patut diteladani. Dengan meninggikan sifat sabar serta mau menerima ketentuan-ketentuan yang baik bersyukur atas nikmat dari Nya, dan menerima ketentuan yang jelek diterimanya dengan ikhlas yang didasari dengan kesabaran, dan mohon pertolongan Nya.
18.Bukankah orang yang seperti itu mampu mengalahkan nafsu syahwatnya dan dapat memerangi bujuk rayu syaitan? Syaitan membujuk manusia sejak Nabi Adam as. diciptakan di surge.
19.Dan Dia pula orang yang mengetam buah dari ilmu yang selama ini dicarinya. Sabda Rasulullah saw. dari Abu Darda ra. mengatakan : Barang siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan para malaikat selalu meletakkan sayapnya untuk menaungi orang-orang yang menuntut ilmu, karena senang dengan apa yang mereka lakukan. Dan bagi orang-orang yang alim, dimintakan ampun untuknya oleh penduduk langit dan bumi serta oleh ikan-ikan yang ada di air. Dan keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah (yang tidak memiliki ilmu) adalah bagaikan kelebihan sinar bulan atas bintang-bintang lainnya. Dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (kekayaan dunia), akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu itu, berarti ia telah mengambil bagian yang sempurna. (HR. Dawud Tirmidzi). (Pesan-Pesan Rasulullah hal. 167- 168 
20.Segala amal kebajikannya akan dibalas dengan pahala di akhirat. Sekecil apapun amal kebajikan yang kita kerjakan di dunia, Allah akan membalasnya karena di dunia ini kita diwajibkan menanam amal sebanyak-banyaknya, surat Az Zalzalah ayat 7 menerangkan : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”. 
21.Sedangkan kehidupan dunianya akan tentram ditengah-tengah masyarakar yang merasakan jasanya. Jasa seorang pahlawan dikenang sepanjang masa oleh takyat. Sekarang apa yang kita berikan kepada masyarakat dalam masa kita hidup ini supaya berguna, walau hanya secoret kalimat untuk merubah kalbu agar berdzikir kepada Allah
22.Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan saja. Ilmu yang tidak bisa diomongkan itu ada beberapa macam antara lain penyampaiannya memakai bahasa isyarat, bahasa gerak, bahasa perlambang, bahasa kias, dan bahasa simbolis. Ada juga yang memakai bahasa kalbu, ada lagi cara penyampaiannya lewat mimpi dan yang setengah sadar. Menerima pelajaran seperti itu semua memang tidak bisa diomongkan kepada orang yang belum bisa memahaminya. 
23. Mempelajari ilmu yang seperti itu dimulai dengan dzikir kalbu dan menghidupkan perasaan antara lain, perasaan lahiriyah / fisik, perasaan akal / otak, perasaan kalbu / hati, serta menghidupkan perasaan indra-indra dhohiriyah maupun indra-indra batiniyah. Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan oleh hatimu.
24.Menjadi seorang penuntun yang diawali dari dituntun oleh seorang yang sudah ahlinya. Karena kita ini ditunggu oleh mereka maka persiapkan dirimu untuk mereka. Sebab keberadaan sang penuntun ditengah-tengah mereka hatinya merasa tentram.
25.Hai Musa putra Imron, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fakir serta perbanyaklah amal kebajikan.
26.Pakaian taqwa adalah yang paling baik untuk dipakai, dzikir adalah sarana pokok dalam kekokohan taqwa, buahnya dzikir itu bertafakkur. Ketafakkuran menghasilkan perenungan yang di amalkan dalam keseharian berbakti kepada Allah swt.
27.Suatu hari kamu tidak dapat mengelak dari kesalahan, maka pintalah ridha Allah dengan berbuat kebajikan, karena pada saat-saat tertentu akalmu pasti melanggar larangan Nya.
28.Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu.
29.Omonganku ini tidak akan sia-sia apabila kamu mau menurutinya.
Setelah itu Khidir meninggalkan Nabi Musa yang duduk termenung dalam tangis kesedihan. (Dikutib dari buku Kisah Khidir dan 9 Tokoh Sufi oleh ABU KHALID MA. Pustaka Agung Surabaya).



Nasehat Nabi Ilyas as :
1.    Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja.
2.    Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian.
3.    Hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya.
4.    Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina' maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya.
5.    Hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah.
6.    Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja.
7.    Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan.
8.    Hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya.
9.    Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernafas.
10.Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka.
11.Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam.
12.Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.
13.Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa.
14.Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah SWT dan Dia akan selalu bersama kalian."
Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam injil Barnabas melalui tulisan Nabi Ilyas as.

Demikianlah nasehat yang patut kita renungi dan mengambil manfaat agar kita semua mendapat pelajaran yang berharga.Semua ini tak lepas dari teman-teman blog saya yang memberi masukan yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu, mudahan semua mendapat hidayah, untuk guruku kang Dadan di sukabumi, mudahan semua murid menjadi lebih tawakal dan mendapat hidayah dari Allah.

Selasa, 24 Mei 2011

Tawakal

Di antara perkara mulia yang meyelamatkan kita ialah, berserah diri ( tawakal ) kepada Allah, mencintaiNya, ridha mengenai ketentuaNya, memperbaiki niat kepadaNya, dan mengiklaskan diri kepadaNya lahir dan batin.
Tawakal kepada Allah merupakan peringkat amat mulia yang telah dicapai oleh para ahli yakin, dan merupakan hasil usaha keyakinan itu sendiri.
Prinsip tawakal ialah, keteguhan hati dan keyakinan, bahwa semua perkara bergantung pada tanggan dan genggaman Allah swt. Tidak ada yang mendatangkan suatu madharat atau manfaat, tidak memberi dan tidak menahan, melainkan Allah swt. Kemudian hendaknya hati merasa aman dan tenteram terhadap janji-janji Allah dan jaminanNya, sehingga ia tidak merasa goncang manakala tertimpa kesusahan atau kecelakaan. Sebaliknya ia malah harus mengembalikan dan menyerahkan perkara sepenuhnya kepada Allah swt, baik perkara besar atau kecil. Jika ada ketergtungan kepada manusia, maka yang demikian itu hanya pada lahirnya saja, tidak menyentuh bathinnya. Dan itu akan terjadi sesuai dengan petunjuk perintah Tuhan sebagaimana ditentukan oleh syariatnya.


Syarat tawakal itu tidak harus kosong dari sebab-sebab keduniaan. Malah urusan keduniaan sering bersangkut-paut dengan sebab-sebab yang harus disertai tawakal. Namun demikian, kejadian sepenuhnya tergantung kepada Allah swt, bukan kepada sebab-sebab itu tadi. Tanda kebenaran orang yang bertawakal adalah hendaknya ia tidak menyakini sepenuhnya sebab-sebab keduniaan, ataupun terasa tenteram dengan adanya sebab-sebab tadi.demikian pula ia tidak merasa goncang, manakala sebab-sebab itu tidak ada atau terhalang.
Terkadang seseorang itu kosong dari sebab-sebab keduniaan, tetapi ia tidak dikatakan bertwakal kepada Allah swt, selama ia tergantung dengan sebab-sebab itu, dan menadahkan tangan kepada orang lain untuk mengharapkan belas kasih.


Sebab-sebab keduniaan dibagi dua :
1.         Sebab keagamaan
2.         Sebab keduniaan
Sebab-sebab keagamaan itu misalnya, ilmu-ilmu yang bermanfaat dan amal saleh yang wajib dikerjakan. Setiap muslim harus menunaikan pekerjaan itu dan mengamalkannya, kemudian menyerahkan segala perkarannya kepada Allah swt, bukan kepada amalan itu sendiri.
Adapun sebab-sebab keduniaan misalnya, segala usaha dan perbuatan yang mendatangkan hasil  untuk menopang kehidupan sehari-hari. Sebab-sebab itu tidak boleh di tinggalkan oleh manusia, lantaran ia sangat di butuhkan dalam kehidupan. Jika orang itu dalam kondisi lemah tak berdaya dan tak mampu berusaha mencari rezeki. Atau jika ia memang  digolongkan dari hamba-hamba Allah swt. Yang ahli ilmu makrifat  dan ahli yakin.
Pokoknya walau bagaimana seseorang tidak boleh meninggalkan sebab-sebab mencari rizki untuk menyambung kehidupannya, kecuali jika ia memang dalam keadaan lemah tak berdaya atau jika ia dikhususkan untuk suatu tugas tertentu. Haram hukumnya seseorang duduk menganggur dan enggan bekerja, padahal ia mampu bekerja dan butuh mata pencarian untuk menghidupi dirinya sendiri, anak istrinya, kaum keluarganya, agar tidak tersia-sia dan meminta-minta kepada orang lain, dan mengharap-harapkan sesuatu yang ada di tangan orang lain.