Terima kasih telah berkunjung...semoga yang tertulis melekat di hati...mari kita berbagi...

Rabu, 16 November 2011

As-Sholah : Perjalanan Menuju Allah

Dalam buku As-Sholah, Perjalanan Menuju Allah penulisnya bapak Imam Sutrisno, menjelaskan beberapa makna sangat penting usaha dan cara kita menjalankan ibadah sholat.
Disini saya cuplik beberapa alur yang sangat membantu sekali dalam berkaitan dengan ibadah sholat, mudahan pengarang mengijinkan dengan iklas, karena saya memuat tanpa seizin beliau. Saya mendoakan semoga amal ibadah dalam pemikiran tersebut mendapat imbalan yang terbaik dari Allah.

1. Makna proses pembersihan dalam wudhu dan sasaran tujuannya :

Wudhu merupakan sebuah proses pembersihan lahir dan batin, penyucian jiwa di lembah Istighfar.

Sadarilah bahwa air yang begitu agung rahasianya diciptakan Allah Azza wa Jalla sebagai wasilah melalui perenungan, "menghidupkan" kejernihan, kelembutan, kesucian, keberkahan dan kelembutan percampurannya. Hidupkanlah lahir dengan kesucian, dengan berkahnya dijauhkan dari kemalasan, kelemahan dan rasa kantuk dalam diri. Hidupkanlah batin dengan perenungan tentang tempat bermula (mabda'), tempat berakhir (muntaha'), tempat kejadian (mansya') dan tempat kembali (marja').

Sebuah alinea yang begitu agung dan indah merupakan tujuan puncak dari harapan para 'arif terdapat dalam Al Munajat asy Sya'baniyyah :
"Illahi, berilah aku keterputusan yang sempurna (dari segala sesuatu agar dapat menghadap) kepada-Mu ; terangilah mata hati kami dengan kilau pandangannya kepada-Mu hingga mata hati itu dapat membakar tabirtabir cahaya, lalu ia sampai pada mutiara keagungan, dan ruh kami menjadi terikat pada kemuliaan kudus-Mu”.


2. Makna proses dalam menutup aurat dan sasaran tujuan akhirnya :

Menutup aurat merupakan salah satu syarat syahnya seseorang, tidak bisa dikatakan sah, bila aurat tidak tertutup. Firman Allah SWT :

 “Hai Anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid”  ( Al A’raf : 31 )


Pakaian terindah bagi kaum mukmin adalah taqwa, sedangkan pakaian ternikmat adalah iman. Sedangkan yang terbaik adalah yang tidak membuat lalai dari Allah Azza wa Jalla, bahkan mendekatkan kepada syukur, dzikir dan ketaatan kepada-Nya, bukan pakaian yang membuat bangga diri, riya, terlebih lagi sombong. Imam Ash Shadiq a.s. berkata :

“Apabila engkau mengenakan pakaianmu, maka ingatlah tabir Allah Ta’ala yang menutupi dosa-dosamu dengan rakhmatNya. Tutuplah batinmu dengan kebenaran, sebagaimana engkau menutup lahirmu dengan pakaian. Jadikanlah batinmu berada dalam tabir ketakutan dan lahirmu dalam tabir ketaatan”.

“Pikirkanlah karunia Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan bahan-bahan pakaian untuk menutupi aurat lahiriah, yang membuka pintu-pintu tobat untuk menutupi aurat batin dari dosa-dosa dan akhlak buruk. Jangan membuka aib siapapun, karena Allah telah menutup aibmu, itu lebih baik.”



Dzhohir kita dalam menutupi aurat mempergunakan pakaian yang memenuhi kriteria suci dari hadats dan suci dari status kepemilikan, artinya pakaian yang dipakai halal adanya. Apabila dua kriteria tersebut tidak terpenuhi maka secara hukum Shalat kita tidak sah.

3. Makna proses batin dalam menghayati shalat agar tercapai sasaran tujuannya :

Menurut Imam Ghazali, Kehadiran Hati dalam Shalat adalah Mengosongkan hati dari hal – hal yang tidak boleh mencampuri dan mengajaknya berbicara, sehingga pengetahuan tentang perbuatan senantiasa menyertainya dan pikiran tidak berkeliaran kepada selainnya. Selagi pikiran tidak terpalingkan dari apa yang tengah ditekuninya sedangkan hatinya masih tetap mengingat apa yang tengah dihadapinya dan tidak ada kelalaian di dalamnya maka berarti telah tercapai kehadiran hati.

Kehadiran hati merupakan ruh . Batas minimal keberadaan ruh ini ialah kehadiran hati pada saat takbiratul ihram. Bila kurang dari batas minimal ini berarti kebinasaan.

Fakta menyatakan, bahwa shalat yang khusyu’ ( kehadiran hati ) merupakan hal yang tidak mudah, dan termasuk barang langka di jaman ini, padahal “kelalaian dari mengingat Allah” sebagai manifestasi ketidakhadiran hati, hanya akan mendapatkan, apa yang disebut Rasul sebagai “letih dan payah”. Rasululloh SAW, bersabda : “Betapa banyak orang yang menegakkan shalat hanya memperoleh letih dan payah” (HR.Nasai).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar