Terima kasih telah berkunjung...semoga yang tertulis melekat di hati...mari kita berbagi...

Selasa, 15 Mei 2012

Bekerja Di Tempat Yang Sangat Menuntut

Catatan Kepala: ”Bekerja di tempat yang santai itu memang enak. Tapi, hati-hati. Karena tempat kerja yang serba santai bisa membuat kita menjadi malas.”

Jika Anda mendapatkan gaji tinggi, tentu Anda merasa senang, bukan? Bagaimana jika disamping mendapatkan gaji yang tinggi itu, Anda juga mendapatkan penugasan yang sulit-sulit? Anda masih tetap senang. Karena, jerih payah Anda menghasilkan bayaran sepadan. Atau bisa juga Anda berpikir sebaliknya; karena dibayar tinggi, maka pantaslah kalau perusahaan menuntut banyak. Anda masih oke-oke saja. Karena pekerjaan berat merupakan konsekuensi logis dari gaji tinggi. Sekarang, bagaimana seandainya Anda mendapatkan gaji setinggi itu, namun Anda tidak diberi tugas apapun? Setiap hari, Anda hanya datang ke kantor. Bengong.  Lalu pulang. Apakah Anda masih merasa senang?

Di sebuah radio swasta di Jakarta pernah ada dialog tentang orang-orang yang digaji tinggi, namun diberi tugas yang ringan sekali. Ada cukup banyak pendengar yang menelepon. Khususnya mereka yang mengalaminya. Mereka dibayar mahal. Tapi dikasih pekerjaan yang sangat sedikit. Ternyata tak seorang pun merasa senang dengan kondisi itu. Rata-rata mereka menyatakan ingin mencari tempat kerja lain yang ‘lebih menantang’. Ini merupakan pelajaran penting bagi orang-orang yang merasa gerah karena bekerja di perusahaan yang sangat menuntut. Ternyata, justru bekerja di tempat yang sangat menuntut itulah yang bisa membuat kita merasa puas di kemudian hari. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar untuk tetap positif di lingkungan kerja yang serba menuntut, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn™)berikut ini:  

1.      Waspada terhadap perkembangan zaman. Apa yang dianggap bagus dimasa lalu, sering kali tidak lagi dihargai saat ini. Boleh jadi, apa yang saat ini dianggap bagus, beberapa tahun yang akan datang juga tidak dinilai bagus lagi. Sama halnya dengan diri kita juga. Cara bekerja yang saat ini menjadi andalan kita, mungkin tidak akan cocok lagi 10 tahun yang akan datang. Disaat tuntutan kerja sudah semakin berkembang dan semakin keras, orang-orang muda yang datang belakangan mungkin lebih maju dari kita. Atau teman-teman seangkatan kita lebih adaptif dari kita. Gawat, kita bisa tersisih. Oleh karenanya, jangan terlalu senang dengan pekerjaan dan tugas-tugas yang gampang. Karena hal itu bisa mengancam tingkat kecocokan diri kita dengan tuntutan pekerjaan di masa depan. Justru, kita butuh pekerjaan yang menantang dan sangat menuntut itu.

2.      Waspada terhadap perkembangan orang lain. Banyak sekali fakta yang menunjukkan jika ‘orang baru’ bergerak lebih cepat dari ‘orang lama’. Padahal, semestinya sih, orang yang lebih lama itu memiliki pengalaman, kematangan, dan keterampilan kerja yang jauh lebih baik daripada orang lain yang baru datang. Kenapa bisa begitu? Penyebabnya seringkali karena orang-orang baru lebih gigih dalam berusaha. Lebih giat dalam mempelajari sesuatu. Dan lebih lapar terhadap tugas dan pekerjaan yang menantang. Jika kita tidak memiliki sikap-sikap pembelajar sepanjang masa seperti mereka, kita juga akan tersisih. Makanya, asah terus keterampilan kita dengan mengerjakan tugas-tugas yang menantang. Supaya kita, tidak ketinggalan oleh perkembangan orang lain.

3.      Waspada terhadap memburuknya diri sendiri. Umur kita pasti bertambah. Sedangkan kekuatan fisik kita pasti berkurang.  Itu adalah kondisi normal setiap manusia. Yang tidak normal adalah; ketika keahlian kita juga menjadi berkurang. Apakah itu mungkin? Sangat mungkin. Jika kita semakin jarang menggunakan keahlian itu. Banyak orang yang bersembunyi dibalik usia. Atau merasa dirinya sudah senior sehingga ogah melakukan pekerjaan dan tugas-tugas menantang. Padahal, menghindari tugas-tugas menantang seperti itulah yang justru menyebabkan tumpulnya keahlian kita. Ingat dengan ular yang konon dulu pernah memiliki kaki? Organ tubuh penting itu menghilang karena tidak didayagunakan. Begitu pula dengan diri kita. Dengan tugas ringan, maka kita bisa terancam oleh memburuknya kualitas pribadi kita. Dengan tugas yang menantang, kita akan semakin terlatih. Dan semakin bisa diandalkan.

4.      Wasapada terhadap potensi diri yang terbengkalai. Kita sering terlampau sibuk membangga-banggakan diri sebagai mahluk yang mempunyai potensi tidak terbatas. Tapi kita sering lupa bahwa yang menentukan kualitas hidup kita bukanlah potensi yang tidak terbatas itu. Melainkan potensi diri yang sudah berhasil kita ubah menjadi kekuatan atau kemampuan aktual. Lagi pula, kita tidak membutuhkan potensi diri yang tanpa batas kok. Terbatas juga tidak apa-apa. Asal kita bisa mengoptimalkannya. Dan ternyata, bukan pekerjaan yang ringan atau yang gampang-gampang yang bisa membantu kita untuk mengoptimalkan potensi diri. Karena, pekerjaan ringan justru menyebabkan potensi diri kita terbengkalai. Sebaliknya, pekerjaan yang menantang membuat potensi diri kita tergali, dan terdayagunakan. Dengan demikian, kita mendapatkan manfaatnya bagi kehidupan kita sendiri.

5.      Waspada dengan kesempatan yang kita miliki. Banyak orang yang mengeluh, karena pekerjaannya berat sekali. Atau, kesal karena atasannya maunya banyak sekali. Atau sebel karena tuntutan perusahaan naik, dan naik lagi. Lalu dengan berat hati menjalani hari demi hari. Banyak juga orang yang mensyukuri sejelek apapun kondisi kerjanya. Lalu mereka bersungguh-sungguh menjalaninya. Sehingga dalam kondisi jelek itupun mereka mencatatkan prestasi dan sikap yang baik. Sabar dengan sikap atasannya. Tabah dengan tuntutan kerja dari perusahaannya. Sambil terus mengerahkan yang terbaik didalam dirinya. Tanpa terasa, karir mereka sedikit demi sedikit membaik. Hingga akhirnya, mereka sampai kepada pencapaian yang tinggi. Kita termasuk orang yang pertama? Ataukah yang kedua? Faktanya, kedua jenis orang itu memiliki kesempatan yang sama. Tapi pencapaiannya berbeda. Makanya, gunakanlah tantangan berat dalam pekerjaan yang kita hadapi saat ini; untuk meraih kesempatan-kesempatan yang lebih baik di kemudian hari.

Bersyukurlah. Jika saat ini Anda bekerja di tempat yang sangat menuntut. Yang memberi Anda penugasan-penugasan yang sulit. Karena, tidak ada pekerjaan ringan yang bisa membakar semangat dari dalam diri kita. Tidak ada atasan permisif yang dapat membangkitkan potensi diri kita. Dan tidak ada tanggungjawab kecil yang mampu membangunkan kepasitas terbesar pribadi kita. Justru kita butuh tugas berat, yang memaksa kita mengerahkan semua daya diri yang kita miliki. Agar kita berkesempatan untuk menjadi pribadi yang seutuhnya. Yaitu pribadi yang Tuhan ciptakan dengan segala keunggulan.

dari DeKa – 15 Mei 2012

Catatan Kaki:
Penugasan gampang hanya membuat kita senang sekarang. Sedangkan pekerjaan yang menantang, membuka peluang untuk bisa berbahagia dimasa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar