Seseorang yang ingin memiliki kekuatan batin bersumber dari tenaga
Ilahiyah harus memperhatikan makanannya. Baginya pantang kemasukan makanan yang
haram karena keberadaannya akan mengotori hati. Makanan yang haram akan
membentuk jiwa yang kasar dan tidak religius. Makanan yang haram disini bukan
hanya dilihat dari jenisnya saja ( Misal ; Babi, bangkai, dll. ), tapi juga dari
cara dan proses untuk mendapatkan makanan tersebut.
Efek dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk
diajak menyatu dengan hal-hal yang positif, seperti : dibuat zikir tidak
khusuk, berdo'a tidak sungguh-sungguh dan hati tidak tawakal kepada Allah.
Daging yang tumbuh dari makanan yang haram selalu menuntut untuk
diberi makanan yang haram pula. Seseorang yang sudah terjebak dalam lingkaran
ini sulit untuk melepaskannya, sehingga secara tidak langsung menjadikan hijab atau
penghalang seseorang memperoleh getaran/ cahaya Ilahiyah.
Disebutkan, setitik makanan yang haram memberikan efek terhadap
kejernihan hati. Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas kertas putih, semakin
banyak unsure makanan haram yang masuk, ibarat kertas putih yang banyak ternoda
tinta. Sedikit demi sedikit akan hitamlah semuanya. Hati yang gelap menutupi
hati nurani, menyebabkan tidak peka terhadap nilainilai kehidupan yang mulia.
Seperti kaca yang kotor oleh debu-debu, sulitlah cahaya menembus nya. Tapi
dengan zikir dan menjaga makanan haram, hati menjadi bersih bercahaya.
Begitu halnya jika anda menghendaki dijaga para malaikat Allah,
jangan kotori diri anda dengan darah dan daging yang tumbuh dari makanan yang
haram. Inilah mengapa para ahli Ilmu batin sering menyarankan seorang calon
siswa yang ingin suatu ilmu agar memulai suatu pelajaran dengan laku batin
seperti puasa.
Konon, puasa itu bertujuan menyucikan darah dan daging yang timbul
dari makanan yang haram. Dengan kondisi badan yang bersih, diharapkan ilmu
batin lebih mampu bersenyawa dengan jiwa dan raga. Bahkan ada suatu keyakinan bahwa
puasa tidak terkait dengan suatu ilmu. Fungsinya hanya untuk mempersiapkan wadah yang bersih terhadap ilmu yang akan diwadahinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar